Ceritalegenda kedadeane banyuwangi dalam bahasa jawa saget sesarengan kita pirsani wonten ngandap menika. Cerita Rakyat Jawa Tengah "Rawa Pening" Dalam Bahasa . Berikut ini adalah beberapa contoh cerita rakyat bahasa. Cerita legenda surabaya bahasa jawa. 6 ringkasan cerita asal usul surabaya. Dari peristiwa inilah kemudian dibuat lambang kota RingkasanCerita Rakyat Jatim : Legenda Asal Muasal Banyuwangi Dikisahkan, di pantai Timur Pulau Jawa, ada seorang raja bernama Prabu Menak Prakosa. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang tampan dan perkasa, bernama Raden Banterang. Namun, sifatnya yang pemarah membuat rakyatnya sedikit gerah. Suatu ketika Raden Banterang berburu ke hutan. Ceritarakyat ini biasanya disampaikan secara lisan dan turun-temurun kepada anak cucu. Beberapa cerita rakyat bahasa jawa berikut ini dapat kalian jadikan referensi untuk keperluan tugas ataupun untuk pribadi. Cerita rakyat bahasa jawa malin kundang. Cerita rakyat bahasa jawa dongeng keong mas. Cerita rakyat bahasa jawa legenda Candi Prambanan. NaskahDrama Telaga Warna Dalam Bahasa Jawa. SMPN 2 Tambun Selatan Kelas : 9G (2017-2018) Maaf banyak kekurangan Harap full-kan volume ketika menonton :v. science One. pemeran XII IPS 2 SMA N 3 BOJONEGORO JAWA TIMUR INDONESIA. Folkloratau folklore adalah sebuah dongeng atau legenda yang biasanya dipercaya oleh masyarakat suatu daerah. Cerita rakyat atau legenda dalam masyarakat juga termasuk ke dalam folklore. Menu. 1-500-553 Legenda Danau Toba dan Pulau Samosir dalam Bahasa Inggris. Legenda Asal-Usul Banyuwangi dari Jawa Timur. english stories folklore Dịch VỄ Hį»— Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Gerund adalah bagian dari bahasa Inggris yang sangat sering dipakai dalam percakapan sehari-hari. Gerund merupakan sebuah kata kerja yang diberikan akhiran -ing, namun dianggap sebagai sebuah kata benda dalam tatanan sebuah kamu terkadang disertai dengan penggunaan present participle di dalam kalimat, namun fungsi keduanya berbeda. Present participle dalam kalimat, biasanya hanya menjadi progressive verb atau pelengkap saja, sedangkan gerund sendiri dianggap sebagai noun atau kata sebagai subjek dalam sebuah kalimatBerikut contoh penggunaan gerund dalam kalimat sebagai subjek, gerund di contoh ini berfungsi sebagai kata benda dalam sebuah kalimat. Studying has been my top priority. Lying is your favorite fashion, I’m sure of sebagai objek setelah kata kerjaBerikut contoh penggunaan gerund dalam kalimat sebagai objek setelah kata kerja I’ll go eating with my cousin. Why do you keep suspecting me?Gerund sebagai objek setelah penggunaan prepositionKamu juga dapat menemukan gerund setelah penggunaan preposition of, to, for, with, on, of, at,with I’m not good at fighting the kids. You can do better at your subject by studying intensively. Banyuwangi merupakan salah satu destinasi wisata yang cantik di ujung Pulau Jawa. Namun, tahukah kamu bagaimana asal usul Kota Banyuwangi? Kalau belum, simak ulasannya dalam artikel ini, yuk!Penamaan kota-kota di Indonesia tak jarang berasal dari cerita rakyat yang berkembang di daerah setempat. Salah satunya adalah legenda asal usul Kota Banyuwangi yang cukup populer di kalangan jika ingin mengetahui dongengnya lebih detail, barangkali kami bisa menyimak penjelasan mengenai cerita rakyat Kota Banyuwangi dalam artikel ini. Tak hanya pesan moral yang mungkin bisa kamu ambil dari narasinya, ada juga fakta menarik yang barangkali bisa menambah Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal usul Kota Banyuwangi beserta unsur instrinsik di dalamnya? Kalau begitu, langsung cek saja pembahasan lengkapnya di bawah ini, yuk! Pada zaman dahulu kala, wilayah yang belum dikenal sebagai Banyuwangi ini dipimpin oleh seorang bernama Prabu Sulakromo. Dalam urusan kepemimpinannya, ia dibantu oleh seorang patih bernama Patuh Sidopekso. Sang patih sendiri dikenal sebagai seseorang yang setia, berani, dan bertanggung jawab. Patih Sidopekso memiliki seorang istri bernama Sritanjung yang tak hanya cantik jelita, tapi juga mempunyai kepribadian yang luhur. Maka dari itu, bukan sebuah kebetulan kalau Sritanjung banyak menarik perhatian para laki-laki di wilayah itu. Salah satu laki-laki yang ikut tergila-gila pada Sritanjung adalah Prabu Sulakromo. Ia bahkan tak gentar untuk merayu dan membujuk istri Patih Sidopekso untuk mau menjadi pasangannya. Supaya bujukannya berhasil, ia pun sampai mencari ide licik. Sang raja kemudian memerintahkan Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang sebenarnya dirancang supaya mustahil untuk diselesaikan. Sang patih yang setia kepada rajanya melaksanakan tugas itu tanpa rasa curiga sama sekali. Patih Sidopekso kemudian pamit kepada istrinya, Sritanjung demi tugas yang diberikan oleh sang raja. Sritanjung melepas kepergian suaminya dengan dengan hati yang lapang. Ia percaya suaminya akan sukses mengemban tugas kerajaan dan kembali ke sisinya lagi. Prabu Sulakromo Melancarkan Aksinya Setelah perginya Patih Sidopekso, Prabu Sulakromo semakin tidak tahu malu untuk mendekati Sritanjung. Dalam cerita asal usul Kota Banyuwangi, dijelaskan bahwa raja ini terus menggoda istri sang patih dan menjanjikan berbagai hal jika Sritanjung mau berhubungan dengan Prabu Sulakromo. Sritanjung yang tidak mau mengkhianati cintanya pada sang suami bersikeras menolak tawaran Prabu Sulakromo. Wanita ini tetep kekeuh setia menanti sang suami dan terus berdoa agar Patih Sidopekso bisa pulang dengan selamat. Penolakan Sritanjung memancing kemarahan Prabu Sulakromo. Ia tidak terima dengan perlakuan sang istri patih kepadanya dan merasa harga dirinya telah direndahkan. Ia pun kemudian menyusun rencana untuk memfitnah Sritanjung. Setelah berbulan-bulan lamanya, Patih Sidopekso akhirnya kembali dan langsung menghadap ke Prabu Sulakromo untuk melaporkan tugas yang telah berhasil ia selesaikan. Namun, betapa terkejutnya Patih Sidopekso ketika rajanya mengungkapkan apa yang telah diperbuat istrinya selama sang patih pergi. Prabu Sulakromo membohongi Patih Sidopekso kalau istrinya telah berani merayunya walaupun sudah memiliki seorang suami. Sang patih yang mendengarkan pernyataan sang raja merasa malu dan marah kepada istrinya. Ia pun pulang ke rumahnya dengan hati yang diselimuti kekecewaan bercampur kemarahan. Baca juga Dongeng Situ Bagendit beserta Ulasannya, Kisah Menarik yang Sarat Pesan Moral Akhir Hidup Sritanjung Selanjutnya, dalam legenda asal usul Banyuwangi, Patih Sidopekso diceritakan menemui istrinya dan bertanya apakah yang disampaikan oleh sang raja adalah benar adanya. Sritanjung yang mulanya bahagia karena sang suami akhirnya kembali tentu saja merasa tidak terima atas kebohongan yang dibuat oleh Prabu Sulakromo. Sritanjung tentu saja menolak pernyataan sang raja dan mengatakan pada suaminya kalau itu hanyalah fitnah. Wanita cantik ini menekankan kalau ia sama sekali tidak merayu sang raja dan setia menanti kepulangan sang patih. Patih Sidopekso yang telah dibutakan oleh kemarahan dan sakit hati tidak bisa mengendalikan diri dan berpikir bahwa sang raja tak mungkin salah. Ia pun menyeret Sritanjung ke tepi sungai yang keruh sekaligus membawa keris miliknya. Sritanjung yang sadar bahwa ia akan dibunuh akhirnya memohon untuk bisa mengajukan permintaan terakhirnya kepada sang suami. Patih Sidopekso kemudian mendengarkan apa yang diminta oleh istrinya itu. Sritanjung berkata bahwa ia rela dibunuh dan mayatnya diceburkan ke sungai. Jika air sungai semakin keruh dan menimbulkan bau busuk, maka itu tandanya ia telah berkata bohong dan mengkhianati cinta suaminya. Namun, bila airnya menjadi bening dan berbau harum, berarti sang raja telah berbohong dan Sritanjung memang tidak mengingkari cinta Patih Sidopekso. Patih Sidopekso kemudian menusuk kerisnya ke dada sang istri. Darah merah segar mengalir dengan deras dari tubuh Sritanjung hingga wanita ini menghembuskan napas terakhirnya. Lalu, Patih Sidopekso menceburkan mayat sang istri ke dalam sungai. Lama-kelamaan, air sungai yang sebelumnya berwarna keruh berubah menjadi jernih seperti kaca. Selain itu, bau harum juga tercium dari air sungai yang membuat Patih Sidopekso tertegun dan terhuyung-huyung jatuh ke atas tanah setelah mencerna kejadian di depan matanya. Patih Sidopekso sadar kalau istrinya berkata jujur dan ia telah ditipu oleh Prabu Sulakromo. Ia pun kemudian menjerit, ā€œBanyu….. wangiā€ berkali-kali. Dalam bahasa Jawa, banyu artinya adalah air dan wangi bermakna harum. Peristiwa itulah yang menginspirasi asal usul nama Kota Banyuwangi. Baca juga Legenda Mengenai Asal Usul Danau Toba, Fakta Menarik, dan Ulasan Lengkapnya Unsul Intrinsik dalam Asal Usul Kota Banyuwangi Sumber Instagram – mfirdiyansyah Setelah menyimak tentang dongeng asal penamaan Kota Banyuwangi, rasanya belum lengkap kalau tidak sekalian membahas tentang unsur intrinsik di dalamnya. Kamu bisa menyimak uraiannya dalam penjelasan lengkap berikut ini 1. Tema Inti cerita atau tema dari asal usul Kota Banyuwangi adalah tentang kesetiaan cinta dan kejujuran istri yang tidak dipercaya oleh suaminya. Ketidakpercayaan suami itu akhirnya menelan korban, yakni istri tercintanya sendiri. 2. Tokoh dan Perwatakan Dalam cerita ini, terdapat tiga tokoh yang memiliki peran untuk kelangsungan narasi legenda Kota Banyuwangi. Ketiga tokoh tersebut adalah Prabu Sulakromo, Patih Sidopekso, dan Sritanjung. Prabu Sulakromo digambarkan sebagai sosok yang iri, tak mau kalah, memiliki ego yang tinggi, dan serakah. Ia sama sekali tidak malu untuk merayu Sritanjung walaupun wanita ini telah menjadi istri laki-laki lain. Sementara itu, Patih Sidopekso adalah karakter yang setia dan bertanggung jawab. Sayangnya, kesetiaan berlebihan laki-laki ini kepada sang raja justru menjadi kehancurannya sendiri karena ia tidak percaya pada kejujuran Sritanjung yang merupakan istrinya sendiri. Sritanjung merupakan wanita yang dikenal karena kecantikan parasnya serta budi luhurnya. Ia adalah wanita yang jujur, setia, baik hati, dan bijaksana. Walaupun dituduh berselingkuh dengan sang raja, ia tetap setia dengan Patih Sidopekso dan justru mengorbankan nyawanya sendiri. 3. Latar Tempat kejadian cerita atau latar dalam sejarah asal usul Kota Banyuwangi setidaknya berlangsung di tiga lokasi. Lokasi pertama adalah istana kerajaan di mana Prabu Sulakromo menjalankan tugas sebagai pemimpin kerajaan, rumah Patih Sidopekso dan Sritanjung, serta sungai yang menjadi saksi di mana Sritanjung menghembuskan napas terakhirnya. 4. Alur Alur dari legenda Kota Banyuwangi digolongkan dalam alur maju atau progresif. Cerita diawali dengan ketertarikan Prabu Sulakromo kepada Sritanjung yang kemudian mendorongnya untuk menugaskan Patih Sidopekso supaya berada jauh dari kerajaan agar sang raja bisa bebas merayu Sritanjung. Puncak konflik terjadi ketika Patih Sidopekso dibutakan oleh amarahnya karena merasa dikhianati oleh Sritanjung setelah mendengar pernyataan dari Prabu Sulakromo. Sayangnya, cerita diakhiri dengan kematian Sritanjung karena Patih Sidopekso tidak mau percaya dengan kejujuran wanita ini. 5. Pesan Moral Amanat atau pesan moral dari asal usul Kota Banyuwangi adalah untuk tidak dengan mudah percaya terhadap sesuatu. Apalagi kalau hal itu menyangkut orang terdekat yang sudah kamu kenal lama. Dari Prabu Sulakromo kamu dapat belajar untuk tidak menjadi seseorang yang mau menang sendiri dan memiliki ego yang terlalu tinggi. Sementara itu, Patih Sidopekso meninggalkan pelajaran berharga untuk selalu mencari kebenaran dengan pemikiran yang jernih dan tidak mudah dibutakan oleh amarah. Meskipun Sritanjung pada akhirnya menemui ajal, kebaikan dan kesetiaan cintanya pada sang suami barangkali bisa kamu tiru. Bagaimana pun kejamnya dunia telah memperlakukanmu, yakinlah bahwa kebaikan dan kejujuran yang telah kamu lakukan tidak akan pernah sia-sia. Selain unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik dari legenda penamaan Kota Banyuwangi yang bisa kamu ambil, yakni berdasarkan norma yang berlaku di masyarakat sekitar. Sebut saja nilai moral, budaya, dan sosial. Baca juga Simak Kisah Menarik Asal-Usul Rawa Pening dan Ulasan Lengkapnya di Sini, Yuk! Fakta Menarik Sumber Instagram – jovitaayu Selain ulasan dan unsur intrinsiknya, terdapat juga fakta-fakta menarik yang berhubungan dengan legenda munculnya nama Kota Banyuwangi yang bisa kamu simak. Berikut ini adalah penjelasannya 1. Ada Versi Lain dengan Tokoh yang Berbeda Selain asal usul Kota Banyuwangi versi Sritanjung, ada juga versi lain yang memiliki alur sama tapi dengan nama tokoh yang berbeda. Dalam versi lain, Patih Sidopekso disebut sebagai Raden Banterang dan Sritanjung adalah Surati. Dalam versi ini, diceritakan kalau Surati adalah seorang putri keturunan kerajaan yang berjumpa dengan Raden Banterang di hutan. Karena paras ayunya, Raden Banterang kemudian meminang Surati sebagai istrinya. Cinta mereka diuji ketika kakak Surati meminta wanita ini untuk membalaskan dendam kematian ayah mereka yang dibunuh oleh Raden Banterang. Surati tidak mengiyakan permintaan kakaknya karena ia setia dengan suaminya. Sayangnya, kakak Surati kemudian berjumpa dengan Raden Banterang dan menjebak Surati dengan cara mempengaruhi Raden Banterang kalau istrinya akan mengkhianati sang raden. Pada akhirnya, nasib Surati sama dengan Sritanjung. 2. Adanya Keberadaan Sumur Sritanjung Sumur Sritanjung berlokasi di Jalan Sidopekso nomor 10 A Kelurahan Temenggungan, Kota Banyuwangi. Lebih tepatnya lagi berada di belakang Pendopo Shaba Swagata Blambangan. Diduga, sumur ini dulunya adalah pemandian untuk para putri. Sumur ini adalah sumber mata air yang tak pernah kering walaupun di musim kemarau sekalipun. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, sumur ini akan mengeluarkan bau harum yang menyimbolkan pertanda baik. Sementara itu, jika mengeluarkan bau anyir, artinya akan ada peristiwa buruk yang terjadi. Cerita Rakyat Asal Usul Kota Banyuwangi yang Legendaris Demikianlah asal usul Kota Banyuwangi yang berusaha kamu jelaskan dalam uraian singkat. Semoga saja penjelasan di atas bisa semakin menambah wawasanmu terhadap kota yang dijuluki sebagai Sunrise of Java ini. Selain cerita ini, masih banyak dongeng-dongeng lain yang dapat kamu simak di PosKata. Beberapa di antaranya adalah cerita rakyat Situ Bagendit, asal usul Kota Surabaya, serta cerita tentang Sangkuriang. Selamat membaca! PenulisAulia DianPenulis yang suka membahas makeup dan entertainment. Lulusan Sastra Inggris dari Universitas Brawijaya ini sedang berusaha mewujudkan mimpi untuk bisa menguasai lebih dari tiga bahasa. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri. Cerita Rakyat Banyuwangi adalah legenda rakyat Indonesia yang akan Kakak ceritakan pada malam hari ini. Dongeng Banyuwangi akan menambah wawasan adik-adik mengenai cerita rakyat yang menjadi dasar penamaan suatu daerah. Kakak yakin adik-adik pasti suka dengan cerita rakyat asal usul banyuwangi ini. Pada zaman dahulu kala. Terdapat sebuah Kerajaan yang di pimpin oleh Raja yang sangat bijaksana dan adil. Raja tersebut mempunyai seorang Putra yang sangat tampan dan gagah, yang bernama Raden Banterang. Raden Banterang sangat gemar berburu. Suatu hari, Raden Banterang pergi berburu kedalam hutan. Ia di temani dengan Pengawal kerajaan. Di tengah perjalanan. Ia melihat seekor Kijang melintas di depannya. Ia pun segera mengejar Kijang tersebut hingga masuk ke dalam hutan belantara. Ia pun terpisah dari rombongan Pengawalnya tersebut. Raden Banterang terus mengejar KIjang tersebut. Ia semakin jauh masuk kedalam hutan. Ia pun tiba di sebuah sungai yang sangat jernih. Karena kelelahan mengejar Kijang, ia pun mendekati sungai tersebut dan meminum air jernih itu. Di saat ia asik meminum air. Tiba-tiba, ia sangat terkejut karena kedatang seorang gadis yang sangat cantik. Raden Banterang kebingungan, karena ia takut gadis cantik tersebut adalah penunggu hutan ini. Namun, ia memberanikan diri untuk mendekati gadis cantik tersebut. ’ Siapa kamu ? dari mana asalmu?’’ Tanya Raden Banterang. ’ Nama ku Surti, aku berasal dari Kerajaan Klungkung.’’ Jawab gadis itu. ’ Apa yang sedang kau lakukan di dalam hutan seorang diri?’’ Tanya Raden Banterang. ’ Saya berada di hutan ini karena menyelamatkan diri dari kejaran musuh. Ayah saya mati dalam pertempuran.’’ Kata Surti menjelaskan. Mendengar cerita Surti, Raden Banterang sangat terkejut. Karena merasa kasihan, Raden Banterang membawanya ke Istana. Surti pun ikut ke Istana bersama Raden Banterang. Karena kecantikan Surti, Raden Banterang pun jatuh cinta dan ingin meminangnya. Akhirnya, mereka memutuskan untuk menikah. Mereka pun hidup bahagia. Namun, suatu hari. Putri Surti berjalan-jalan sendirian keluar Istana. Tiba-tiba, ia mendengar seseorang memanggil namanya. Ia pun mencari sumber suara tersebut. Ia pun melihat seorang Laki-laki yang berpakaian kumuh dan compang-camping. Putri Surti sangat terkejut, ternyata, Laki-laki di depannya adalah Kakak kandungnya sendiri yang bernama Rupaksa. Maksud dari kedatangan Kakaknya tersebut adalah untuk mengajak Putri Surti balas dendam. Karena Raden Banterang sudah membunuh ayahnya. Legenda Dongeng Cerita Rakyat Banyuwangi Putri Surti sangat terkejut mendengar cerita dari Kakaknya. Ia pun menceritakan bahwa dirinya sudah menjadi istri dari Raden Banterang. Ia pun menolak untuk membalas dendam dan memohon agar tidak mencelakai suaminya Raden Banterang. Mendengar cerita adiknya tersebut Rupaksa sangat marah. Namun, ia tidak memaksa dan memberikan sebuah ikat kepala kepada Surti. Rupaksa pun menyuruhnya untuk di simpan di bawah tempat tidurnya. Pertemuan Surti dengan kakaknya tidak diketahui oleh suaminya. Karena Raden Banterang sedang berburu ke hutan. Namun, suatu hari. Saat Raden Banterang berada dalam hutan, ia di kejutkan dengan kedatangan seorang Laki-laki yang berpakaian compang-camping menghampirinya. ’ Wahai Tuanku. Keselamatan mu berada balam bahaya. Istri mu Putri Surti merencanakan untuk membunuhmu suaminya sendiri. Tuan bisa membuktikannya sendiri, istrimu menyimpan sebuah ikat kepala yang diletakkan di bawah tempat tidur. Ikat kepala itu adalah milik seorang Laki-laki yang di mintai tolong untuk membunuh Tuan.’’ Laki-laki itu menjelaskan. Mendengar penjelasan tersebut, Raden Banterang segera kembali ke Istana. Ia pun segera mencari ikat kepala yang sudah di ceritakan Laki-laki yang ia temui di dalam hutan. Ia pun sangat terkejut, karena ia menemukan ikat kepala tersebut. Raden Banterang takut keselamatannya terancam dan ia pun mencurigai istrinya. Maka, ia pun berniat untuk mencelakai istrinya sendiri. Putri Surti pun menjelaskan asal ikat kepala tersebut. Raden Banterang berniat untuk menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setibanya di sungai Raden Banterang menceritakan pertemuanya dengan seorang Laki-laki yang tidak di kenal ketika sedang berburu di hutan. Surati pun menceritakan pertemuannya dengan Kakaknya Rupaksa yang ingin membalaskan dendam kepada Raden Banterang. Setelah menjelaskan hal etrsebut. Tidak membuat hati Raden Banterang cair. Ia menganggap istrinya berbohong. Akhirnya, dengan rasa kecewa Putri Surti berkata. ’ Suamiku, Jika nanti setelah kematianku dan air sungai ini menjadi jernih dan berbau harum. Berarti aku tidak bersalah dan tidak mempunyai niat untuk mencelakai mu. Namun, jika air ini tetap keruh dan berbau busuk. Berarti aku bersalah.’’ Kata Surati menangis. Raden Banterang, menganggap apa yang di ucapkan istrinya adalah sebuah kebohongan. Maka, ia segera mengeluarkan Keris dan menusuk pinggang istrinya. Bersamaan dengan itu, Surati terjatuh ke tengah sungai dan hanyut terawa arus. Tidak lama setelah hanyutnya Surati, terjadilah sebuah keajaiban. Tiba-tiba, terciumlah bau yang sangat harum di sekitar sungai, airnya pun berubah menjadi sangat jernih. Raden Banterang gemetar dengan keajaiban tersebut. Melihat itu, Raden Banterang sanat menyesal dan meratapi kematian istrinya. Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi. Pesan moral dari Legenda Dongeng Cerita Rakyat Banyuwangi adalah jangan asal menuduh tanpa bukti yang jelas. Dengarkan penjelasan orang lain dan bandingkan dengan fakta-faktanya baru mengambil kesimpulan. Baca cerita rakyat Nusantara yang menarik seperti cerita rakyat asal usul Banyuwangi – Dongeng Banyuwangi pada artikel berikut ini Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Dalam Cerita Rakyat dan Pengertian Cerita Rakyat dan 3 Contoh Cerpen Rakyat Legenda bahasa jawa asal usul Banyuwangi – Konon, riyen kala wilayah ujung wetan Pulau Jawi ingkang alamnya mekaten sae niki dipunpangagengi dening satiyang ratu ingkang nduwe nami Prabu Sulahkromo. Lebet nglampahaken pamerentahanipun piyambakipun dibantu dening satiyang Patih ingkang gagah kendhel, arif, tampan nduwe nami Patih Sidopekso. Semah Patih Sidopekso ingkang nduwe nami Sri Tanjung sangeta sae parase, lembat manah basanipun dadosipun ndamel sang ratu ewah- ewah ingipun. Kajengipun tercapai hasrat sang ratu konjuk membujuk uga merayu Sri Tanjung mila muncullah manah liciknya kaliyan ngengken Patih Sidopekso konjuk nglampahaken jejibahan ingkang mboten bokmenawi sanguh dicapai dening manusia biyasa. Mila kaliyan tegas uga gagah kendhel, tanpa curiga, sang Patih budhal konjuk nglampahaken titah Sang ratu. Sepeninggal Sang Patih Sidopekso, sikap mboten senonoh Prabu Sulahkromo kaliyan merayu uga miawoni Sri Tanjung kaliyan samukawis blenjani daya dilakukanya. Nanging tresna Sang ratu mboten kengantosan uga Sri Tanjung tetap kekah pambadananipun, dados semah ingkang salajeng berdoa konjuk semahipun. Berang uga benter membara manah Sang ratu nalika tresnanipun ditolak dening Sri Tanjung. Nalika Patih Sidopekso wangsul saking misi jejibahanipun, piyambakipun lajeng sowan Sang ratu. Manah busuk Sang ratu muncul, miawoni Patih Sidopekso kaliyan ngantosaken menawi sepeninggal Sang Patih ing kala nglampahaken titah ratu mengker istana, Sri Tanjung ndhatengi uga merayu mawi bertindak serong kaliyan Sang ratu. Waos Ugi Sejarah Kota Banyuwangi dalam bahasa jawa Tanpa ngangen panjang, Patih Sidopekso lajeng memoni Sri Tanjung kaliyan kebak kedukan uga tuduhan ingkang mboten beralasan. Pangulan Sri Tanjung ingkang lugu uga jujur ndamel manah Patih Sidopekso tambah benter nguwawi nepsu uga bahkan Sang Patih kaliyan berangnya mengancam badhe mejahi semah setianya punika. Diseretlah Sri Tanjung datheng tepi lepen ingkang keruh uga kumuh. Nanging sadereng Patih Sidopekso mejahi Sri Tanjung, enten panedha paling akhir saking Sri Tanjung dhateng semahipun, dados bukti kejujuran, kesucian uga kesetiannya piyambakipun rela dipunpejahi uga kajengipun jasadnya diceburkan mlebet lepen keruh punika, menawi rahipun ndamel toya lepen mambet busuk mila badanipun sampun ndamel serong, nanging menawi toya lepen mambet harum mila piyambakipun mboten nglintu. Patih Sidopekso mboten malih saged nguwawi badan, enggal menikamkan dhuwungipun datheng dhadha Sri Tanjung. Rah memercik saking badan Sri Tanjung uga pejah saknalika. Jisim Sri Tanjung enggal diceburkan datheng lepen uga lepen ingkang keruh punika berangsur-angsur dados bening kados kaca mawi ndhawahaken ambet harum, ambet arum. Patih Sidopekso terhuyung-huyung, dhawah uga piyambakipun dados linglung, tanpa piyambakipun elingi, piyambakipun menjerit ā€œBanyu….. … arum…………… . Banyu arum … ..ā€ Banyuwangi lair saking bukti tresna semah ing semahipun. Tokoh sejarah benten piyambakipun Minak Djinggo, satiyang Adipati saking Blambangan ingkang memberontak majeng keraton Majapahit uga saged ditumpas dening kengkenan Majapahit, yaiku Damarwulan. Nanging sayektos nami Minak Djinggo sanesa nami sejatos saking adipati Blambangan. Nami kesebat dipunsukakna dening sakunjukan kalangan istana Majapahit dados wujud olok-olok dhateng Brhe Wirabumi ingkang pancen putra prabu hayam wuruk saking selir. Kunjuk masyarakat Blambangan, cerios Damarwulan mboten berdasar. Cerios niki namung bentuk propaganda Mataram ingkang mboten nate kedadosan nyuwasani wilayah Blambangan ingkang kala punika disokong dening keraton hindu Mengwi ing Bali. Legenda bahasa jawa asal usul Banyuwangi. Banyuwangi adalah nama sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia memiliki cerita asal usul dari sebuah Legenda Banyuwangi yang akan diceritakan dalam bahasa inggris ini. Banyuwangi terletak di bagian timur pulau Jawa, di samping Bali memiliki. Di antara Banyuwangi dan pulau Bali terdapat Selat Bali yang memisahkan keduanya. Budaya Banyuwangi adalah budaya yang unik karena merupakan perpaduan antara budaya Jawa, Bali dan Madura. Berikut adalah legenda Banyuwangi dalam bahasa inggris tentang cerita asal mula of Banyuwangi Long time ago Banyuwangi was called Blambangan. It was a kingdom under a wise king who had a handsome and smart son. Raden Banterang was his name. He liked hunting very much. He often went to forest around Blambangan to hunt for animals. One day when he was in a forest he saw a deer. He chased it and the deer ran deeper into the forest. His horse was so good and strong that he left his guards behind. Unfortunately he lost the deer. As he took a rest under a big banyan tree suddenly a lovely lady appeared in front of him. Raden Banterang was very surprised to see a beautiful girl alone in the forest. He was suspicious that she was not a human being. So he asked her. Excuse me lovely lady, do you live around here?’No, I don’t. I’m from Klungkung, Bali. My name is Surati. I’m a princess, the daughter of the king of Klungkung. I need your help’I will gladly help you, but please tell me what your problem is’I’m in danger. There was a rebellion in Klungkung. The rebel killed my father but I could escape. My guards took me here but I lose them. Now I’m alone. I don’t know where to go. I have no relative here. Please help me’You are coming to the right person. I’m prince Banterang from the kingdom of Blambangan. I will protect you. Please come with me.’Then Raden Banterang took Surati home. He fell in love with her and then several months later he married her. One day when Surati was in the street he met a man. The man called him. Surati, Surati’She was surprised to realize that the man was her brother Rupaksa. Rupaksa told her that it was Raden Banterang who killed their father. He came to Blambangan to take revenge and asked surati to join him. Surati was shocked but she refused to join. I’m really shocked to hear the news. But I’m not sure. Raden Banterang is now my husband. He’s very kind to me. He never hurts me. He’s protecting me. As a good wife I will never betray him. It is my duty to serve him.’But he killed our father’.It is hard for me to believe it. When I met him he was here, not in Klungkung’ Rupaksa was disappointed with her sister. He was also very angry to her. OK then. I have to go now. But please keep my head dress. Put it under your pillow’ Rupaksa gave his head dress to his sister Surati. To respect her older brother Surati put it under her pillow. Several days later Raden Banterang was hunting in a forest when he met a man that looked like a priest. The man greeted him politely. Then he said something. Your life is in danger. Someone has an evil intention to you’ Who is he?ā€™ā€œYour wife Suratiā€™ā€œSurati? How do you know?’I am a priest. I have clear spiritual vision. I just want to save you. Search her room. If you find a head dress under her pillow then my words are correct. It is from a man who will help her kill you’Thank you your Holiness’Raden Banterang was shocked. He was very angry to his wife then he immediately went home. When he got to the palace he immediately searched Surati’s bed room. As he found the head dress under her pillow he was sure that the priest was right. You are unfaithful wife. I know that you want me dead. This is the evidence. This is from a man who will help you kill me. Tell me who he is’Surati was shocked and cried.It is my brother’s head dress. I met him several days ago when you went hunting. He gave me his head dress and told me to put it under my pillow. So I put it there to respect him. It is him who want to kill you, not me’But Raden Banterang did not trust her. He gave her a death sentence. He took his wife to a river bank as he would stab his wife and throw her body into the river. Before I die, let me say a few words’Please do’After I die, just throw my body into the river. If the water become dirty and smelly, it means that I am guilty. But if the water become clear and fragrance come out of it, it means that I am innocence’.Then as Raden Banterang would stab her wife with a kris Surati threw herself into the river. Amazingly the water became clear and fragrance came out of it. Surati was innocent! Raden Banterang regretted his emotional behavior. Since then on he changed the name of his kingdom into Banyuwangi. Banyu means water and Wangi means yang dapat dipetik dari Legenda Banyuwangi dalam bahasa inggris diatas ialah janganlah mudah percaya pada seseorang. Emosi sesaat bisa membutakan pikiran kita, bahkan sampai menimbulkan tindak yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain di sekitar. Kajilah terlebih dahulu apa yang kita dapat, lalu bertindak secara rasional merupakan jalan keluar terbaik dari masalah yang kita hadapi. Legenda banyuwangi dalam bahasa inggris ini meski singkat tapi penuh makna

cerita banyuwangi dalam bahasa jawa